Jumat, 30 September 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN COLOSTOMI PADA PENDERITA KANKER COLON


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN COLOSTOMI
PADA PENDERITA KANKER COLON






Oleh :
Ns.Erfandi Ekaputra, SKep.ETN






















BAB I
Pendahuluan


A. Latar Belakang
       Dewasa ini insiden kejadian kanker colon makin meningkat, di Indonesia sebanyak 75% ditemukan pada lokasi rectosigmoid. Di negara Barat kanker colon dan colorectal adalah jenis kanker yang paling sering terjadi dan kanker penyebab kematian no2. Angka kejadian kanker colorectal mulai meningkat pada usia 40 tahun dan puncaknya pada usia 40 – 75 tahun. Di Indonesia panderita kanker colorectal ditemukan pada usia muda
( Ajoedi, 2007 ). Penanganan pertama prosedur pembedahan yaitu pembuatan stoma yang menghubungkan antara dinding perut dan colon tergantung pada letak dan seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam tumbuh kedalam dinding rectum yang disebut Colostomi.
        Di lahan praktek masih kurang mahasiswa mengkaji dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan colostomi, padahal materi tersebut sudah diperoleh dan kompetensi sudah ada.
        Dengan materi ini, nantinya akan memberikan pencerahan ilmu bagi mahasiswa untuk menerapkan kompetensi dan membuat asuhan keperawatan klien dengan colostomi pada penderita kanker colon di lahan praktek.

B. Tujuan

     Umum  : Setelah mendapatkan materi ini mahasiswa dapat memberikan asuhan
                    keperawatan pada klien dengan colostomi pada kasus kanker colon.
     Khusus : Mahasiswa dapat :
1.      Menjelaskan pengertian kanker colon dan colostomi.
2.      Menyebutkan dan menjelaskan bagian anatomi dan fisiologi dari kolonorectal
3.      Menyebutkan dan menjelaskan macam colostomi berdasarkan lokasi dan waktu
4.      Menyebutkan  dan menjelaskan tipe kantong colostomi
5.      Menyebutkan dan menjelaskan beberapa komplikasi dari colostomi
6.      Mengkaji klien dengan colostomi.
7.      Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan colostomi         
       









                 
BAB II
Tinjauan Teori

   A. Anatomi dan Fisiologi

        
       Gambar : 1
       Struktur anatomi Colon
·         Panjang 1,5 – 2m diameter 5 cm
             Colon dibagi tiga bagian :
·         Cecum 5 – 7 cm
·         Colon : acenden, tranfersum dan decenden
Fungsi ;Serap air/elektrolit, produksi mocus dan simpan feses
·         Rectum dan Anus
             Fungsi utama Colon :
·         Penyempurnaan penyerapan clorida, air dan natrium.
·         Menurunkan volume chyme
·         Membuat vit B dan K
·         Membentuk feses
·         Membuang feses





   B. Pengertian :
       Kanker Colon adalah suatu tumor malignan yang muncul dari jaringan epithelial
      dari colon atau rectum.

   C. Patofisiologi
       Pada umumnya tumor colon adalah Adeno carsinoma yang berkembang dari
       polyp adenoma. Insiden tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya
       masih terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor tidak terditeksi
       menimbulkan gejala. Pada saat timbul gejala penyakit mungkin sudah menyebar
       ke dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ yang berdekatan.
       Kanker kolon menyebar dengan perluasan langsung kesekeliling permukaan
       usus, submukosa dan dinding luar usus. Awalnya sebagai nodul sering tanpa
       gejala hingga tahap lanjut sebab pola pertumbuhan lamban 5 sampai 15 tahun.
       Manifestasi tergantung dari lokasi, tipe, perluasan dan komplikasi sebelum
       muncul gejala. Perdarahan, perubahan kebiasaan buang air besar,
       diarrhea/konstipasi sebagai manifestasi membawa klien datang berobat.
       Karakteristik lanjut adalah nyeri, anorexia dan kehilangan berat badan. Prognosis
       kanker colon tergantung pada stadium penyakit saat terditeksi dan
       penenganannya sebanyak 75% klien kanker colon mampu bertahan hidup selama
       5 tahun. Daya tahan hidup buruk/lebih rendah pada usia dewasa tua ( Hazzard et
       al,1994).
       Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker colon ;
       1. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi.
       2. Perforasi dinding usus oleh tumor rongga peritonial oleh isi usus
       3. Perluasan langsung tumor ke organ yang berdekatan   






















Kelainan genetik, faktor lingkungan, faktor risiko
 
Dehidrasi
 
Keletihan
 
colostomy
 
Insisi bedah (abdomen & perianal), pembentukan stoma, kontaminasi fekal  thdp kulit periostomal
 
Obstruksi parsial pada colon
 
Ansietas
 
Kurang pengetahuan klien
 
Prosedur pembedahan
 
Nyeri
 
Nyeri abdomen
 
Kompresi jaringan
 
Kerusakan integritas kulit
 
Perubahan nutrisi kurang  dari kebutuhan
 
Konstipasi
 
Nausea, vomiting, anorexia, 
 
Perubahan kolonosit
 
Jaringan adenomatosa, Ca colon
 
Obstruksi total
 
      D. WOC (What Of Cause) Ca Colorectal

















Ggn Pemenuhan
Oksigen (O2)
 



Perdarahan
 





























Gangguan citra tubuh
 




 


E. Pemeriksaan
     Pemeriksaan test stadium awal :
1.      Rectal tusse (RT)
2.      Test Guaiac/Benzidin Test
3.      Sygmoidescopy
      Pemeriksaan yang dianjurkan :
1.      DL (Darah Lengkap)
2.      Benzidin Test
3.      CEA (Carsino Embriogenic Antigen)
4.      LFT
5.      Barium Enema
6.      Foto torax/ X ray dada
7.      MRI (Magnetic Resonance Imaging)
8.      Endoscopy, Sigmoidescopy/colonoscopy
F. Lokasi kanker dan Klinis

Lokasi
Colon (D)
Colon (S)
Rectum
Tipe
Besar, Ulceratif
Kecil stenosis
Infiltrat, Ulceratif
Klinis
Colitis
Obstruktion
Proctitis
Bowel Habbit
Diare
Konstipasi
Tenesmus
Obstruksi
Jarang
Dominan
Jarang
Darah dalam tinja
Micros
Micros/Macros
Macros
KU Memburuk
Dini
Lambat
Lambat

G. Stadium
Stadium
T-N-M
Duke’s Classification
Bertahan rata2 hidup 5 tahun
Stadium 0
Tis-N0-M0

           A

              80%
Stadium I
T1-N0-M0
T2-N0-M0
Stadium IIA
T3-N0-M0
           B
              60%
Stadium IIB
T4-N0-M0
Stadium IIIA
T1-N1-M0


           C


              30%

T2-N2-M0
Stadium IIIB
T3-N1-M0

T4-N1-M0
Stadium IIIC
AnyT-N2-M0
Stadium IV
AnyT-AnyN-M1
           D
               5%

H. Terapi : Pembedahan definitive

Letak
Prosedur
Colon Asenden
Hemicolectomi (D)+Ileotransversotomi
Colon Transversum
Colotransversotomi+Colo-colostomi
Colon Desenden
Hemicolectomi (S) + Colo-colostomi
Sgmoid & Rectum proksimal (12cm dari anus)
Reseksi anterior + colorectostomi
Rectum 1/3 tengah (6 -12cm dari anus)
Proctosigmoidoctomi/Sphingter Saving Operation
Rectum 1/3 tengah (> 12 cm dari anus
Abdominoperineal Resection (Miles Prosedures) +Colostomi Permanen

I. Definisi Colostomi
·         Pembuatan lubang atau hubungan antara dinding perut dan colon
·         Tindakan pembedahan dengan membuka usus besar/colon.




J. Macam-Macam Colostomi

alternatif kolostomi
Gambar : 2
    Berdasarkan lokasi
Ostomi colon kanan :
·         Ascending
·         Transverse kanan :Loop/End
      Ostomi colon kiri   :
·         Transverse End/Loop                                                   
·         Descending End
·         Sigmoid End
·         Sigmoid Loop

hartman2
Gambar : Hartmann colostomi

end colostomy 1
Gambar : End colostomi
kolostomi single loop double barrel
Gambar : Double Barrel Colostomi

kolostomi double bare devided2
Gambar : Devided Colostomi
Berdasarkan waktu
  • Colostomi Permanen/tetap
  • Colostomi Temporer/sementara


 












Gambar :Transverse Colostomy


 














Gambar  : Sigmoid Colostomy

K. Pemilihan kantong stoma
n          Appliances ( kantong stoma ) dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1.      Drainable
2.      Tertutup
3.      Tap Closure
         Masing – masing kategori terdiri dari 1 atau 2 pieces sistem
n      Prinsip pemilihan kantong
1.      Kulit selalu terlindung dari faeces/urine.
2.      Stoma terlindung dari trauma mekanik.
3.      Kulit sekitar stoma terlindung dari trauma.
4.      Kulit terlindung dari kerusakan karena produk.

n      Peralatan kantong ostomi yang ideal :
1.      Aman
2.      Mencegah Bau
3.      Melindungi kulit
4.      Nyaman
5.      Cegah bocor
n      Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kantong stoma
1.      Tipe stoma yang dimiliki ostomate
2.      Letak stoma
3.      Konstruksi stoma
4.      Kulit sekitar stoma
5.      Tipe dan konsistensi keluaran yang dihasilkan stoma
6.      Kemampuan klien untuk mengendalikan pendengaran, penglihatan dan kestabilan fisik tingkat kemampuan aktifitas/kecakapan tangan secara manual.
7.      Jenis gaya hidup klien sehari-hari
n      Gambar kantong stoma

      
Gambar kantong stoma satu pasang (one piece)



Keuntungannya ;
1.      Mempunyai skin barier
2.      Lebih fleksibel
3.      Mudah digunakan
4.      Bisa konveksitas
5.      Ada tertutup, drainable dan urostomi
6.      Untuk kasus = ileostomy, fistula, wound drain, transverse colostomy

          
           Gambar : Kantong stoma dua pasang ( Two piece)
    Keuntungan menggunakan 2 pieces =
1.      Skin barier terpisah dengan kantong stoma yang berbeda
2.      Meminimalkan trauma pada kulit
3.      Adanya bentuk konveksiti
4.      Adanya bentuk tertutup, drainable dan urostomi


 

       














                  Gaambar: Urostomi bag
 
L. Komplikasi pada colostomi
1.      Mucocutaneous Separation
          Penyebab = -Teknik operasi
                              -Retraksi

2.      Irritant Dermatitis
      Penyebab =  - Bocor/ leakage        e
                           - Tidak benar ukuran skin barrier                    
                           - Kurangnya konstruksi colostomy
3.  Candidiasis
     Penyebab =  - Lembab
     - Mendapatkan obat-obatan  immunosuppression.
         



         4.  Stoma Necrosis
              Penyebab =  - Tidak adequatnya suplai darah
-          Surgical technique

          


 

         5.  Retraction
              Penyebab =   - Dinding abdominal tebal
             



         6.  Parastomal Hernia
              Penyebab = - Penempatan colostomy yang salah (outside rectus muscle)
                                  - Usia (Pada umumnya usia tua)
                                  - Lemahnya dinding abdomentl
                                  - Oversize/besarnya pembukaan dinding abdominal

               
               
         7. Prolapse
             Penyebab =  - Penempatan colostomy yang salah (outside rectus muscle)
                                  - Usia (Pada umumnya usia tua)
                                  - Lemahnya dinding abdomentl
                                  - Oversize/besarnya pembukaan dinding abdominal
              


 


                                   






                 



II. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Post Operasi Colostomi :
1.      Pengkajian ( data fokus ) :
a.       Aktivitas/istirahat : Mengalami kelemahan, kelelahan malaise, insomnia, gelisah , ansietas dan pembatasan aktivitas sehubungan dengan post operasi.
b.      Sirkulasi: Takhikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.)Tekanan Darah : Hipotensi, (postural ). Kulit/membran mukosa :turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah, ( dehidrasi,malnutrisi )
c.       Integritas Ego : Ansietas, ketakutan, emosi labil, ( perasaan tak berdaya, tak ada harapan ) Stress: berhubungan dengan hospitalisasi, berpisah dengan keluarga, pekerjaan, pengobatan yang mahal.
d.      Eliminasi : Tekstur feses bervariasi dari bentuk cair, lunak sampai padat dan bau, frekuensi tak terkontrol, bising usus menurun, peristaltik terganggu. Eliminasi uri ; oliguria.
e.       Makanan/cairan :Anoreksia, mual atau muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diet, /buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak,
f.       Higiene : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,stomatitis menunjukan kekurangan vitamin,bau badan.
g.      Nyeri/kenyamanan: Nyeri tekan abdomen/distensi. Kerusakan jaringan kulit ( operasi )..
h.      Keamanan : Eritema pada kulit sekitar stoma, alergi terhadap makan/produk susu.Terjadi peningkatan suhu karena dehidrasi atau proses inflamasi).
i.        Seksualitas; frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksualitas.
j.        Interaksi sosial : Masalah hubungan peran sehubungan dengan kondisi dan ketidakmampuan aktif dalam kegaiatan sosial
2.      Pengkajian stoma baru à
      a. Type stoma – ileostomy, sigmoid colostomy
      b. Size/ukuran – ketinggian stoma 2-3 cm
      c. Countour – bentuk, lokasi pada rektus abdominal
      d. Blood loss - observasi, kondisi normal hemoserous dlam waktu 24 jam
      e. Suture line – bleeding, memar
      f. Brigding system - bridge,catheter 
      g. Peristomal skin –kaji adakah hematoma, burn, abrasion
      h. Output – effluent / hasil keluaran

3. Diagnosa Keperawatan :
   Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagaiberikut
      1.  Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d aliran feses dan flatus dari stoma,
           reaksi terhadap produk kimia, pemakaian atau pengangkatan adhesif tak tepat.
2.  Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh ( stoma )
3.  Nyeri akut b/d faktor fisik; kerusakan kulit/jaringan ( insisi/drain )Biologis;
     aktivitas proses penyakit( kanker,trauma)faktor psikologis: takut,ansietas..
4.  Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal,tertahannya
     sekresi,gangguan sirkulasi,edema atau malnutrisi.
5.  Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d keluaran ileostomi dengan volume
     tinggi.
6.  Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
     gangguan absorbsi

4. Perencanaan Keperawatan

NO.
Diagnosa kep.
Tujuan-Kriteria
Intervensi
Rasional
1.
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d aliran feses/flatusdari stoma .
Mempertahankan integritas kulit dgn. Kriteria :
*Kulit sekitar stoma tidak eritema

*Observasi  area kulit peristomal setiap penggantian kantong, besihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemarahan, ( warna gelap atau kebiru-biruan )

·         Ukur stoma secara periodik ,selama 6 minggu pertama dan sebulan selama 6 bulan.


* Berikan pelindung kulit yang efektif
*Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong ,lakukan dgn. perlahan, kemudian cuci dgn. Baik.
*Observasi keluhan nyeri, rasa terbakar, gatal,melepuh disekitar stoma.
Memantau proses penyembuhan mengidentifikasi masalah dan mencegah kerusakan kulit.

Sesuai dengan penyembuhan edema pasca 0perasi, ukuran kantong harus tepat, shg.feses terkumpul dan kontak dgn. Kulit dpt.dicegah.
Melindungi kulit dari perekat kantong.
Mencegah iritasi jaringan/kerusakan



Antisipasi terhadap infeksi kandida yang memerlukan intervensi.
2
Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh
(colostomi )
Dapat menerima perubahan  ke dalam konsep diri tanpa disertai harga diri yang negatif..
Kriteria;
Menunjukan penerimaan dengan melihat, menyentuh colostomi.
Berpartisipasi dalam perawatan diri.
Menyatakan perasaan tentang stoma .
·         Kontak dengan klien secara sering, perlakukan klien dengan hangat dan sikap yang positif
·         Dorong [pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang stoma.

·         Berikan kesempatan kepada pasien/orang terdekat untuk melihat dan menyentuh stoma

·         Berikan kesempatan kepada pasien untuk menerima illeostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.
·         Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien


·         Membina saling percaya.



·         Membantu pasien     untuk mengenali perasaan sebelum dapat menerima dengan efektif..
·         Membantui pasien dalam proses penerimaan.


* MDgn. Mencoba merawat didi sendiri, dapat membantu meningktkan kepercayaan diri
* Meyakinkan klien bahwa dia dapat menangani hal tsb.dan meningkatkan harga diri.
3
Nyeri akut b/.d kerusakan kulit (insisi/drain),aktivitas proses penyakit,( kanker,trauma),takut atau ansietas.
Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol
 Kriteria :
·         Menyatakan nyeri hilang,
·         *Mampu tidur/istirahat dengan tepat
·         Pasien dapat rileks.
·         Kaji nyeri,  karakteristik, catat lokasi, dan intensitas.
·         Berikan tindakan kenyamanan mis.pwt. mulu, pijatan punggung, atau ubah posisi.



Dorong pasien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktifdan berikan dudkungan dengan penerimaan
Kolaborasi :berikan obat analgesia s/d program therapi..
Membantu mengevaluasi  derajat ketidaknyamanan dan kefektifan analgesik
Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan, menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan relakasasi.
Menurunkan ansietas.sehingga dapat meningkatkan
Relaksasi.

Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
4
Kerusakan jaringan integritas kulit b/d  reseksi perineal, tertahannya sekresi/drainase, gg. Sirkulasi, edema dan nutrisi.
Penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda-tanda infeksi.
Kriteria :
Luka sembuh tanpa komplikasi:
Observasi lkua dan catat karakteristik drainase.



Ganti balutan sesyuai dengan kebutuhan dan gunakan tehnik aseptik dan aniseptika.
Rubah posisi tidur,anjurkan untuk tidur  miring, atau setengan duduk
Kolaborasi: Irigasi luka sesuai dengan indikasi gunakan cairan garam faal atau cairan lain.
Perdarahan post operasi sering terjadi pada 48 jam pertama an infeksi dapat terjadi kapan saja.
Menurunkan iritasi kulit dan mencegah terjadinya infeksi

Menurunkan resiko. Pengumpulan dan meningkatkan drainage.
Diperlukan untuk mengobati inflamasi .
5
Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi
Mempertahankan hidrasi adekuat.
Kriteria:
Membran mukosa lembab.
Turgor kulit baik.
Pengisian kapiler baik.
Tanda vital stabil.
Intake dan out put seimbang.
Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair, dan timbang berat badan setiap hari


Observasi tanda vital, catat hipotensi postural, takhikardia dan evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa
Kolaborasi :
Catat dan observasi hasil lab. ( Ht. Dan elektrolit ).


Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai dengan indikasi.
Kehilangan cairan yang paling besar terjadi pada  illeostomi, tetapi secara umum tidak lebih dari 500-800 ml/hari.
Perubahan gejala tsb. Menunjukan status hidrasi, shg. Dpt memperkirakan kebutuhan cairan.


Deteksi homeostasis, membantu menentukan kebutuhan cairan.
Dapat mempertahankan ferfusi jaringan adekuat.
6
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d  adanya gangguan absorpsi.
Memrpertahankan berat badan
Kriteria :
Menunjukan peningkatan berat badan bertahap
Hb. Normal  ( L.13-17,P:11-15)
Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
Auskultasi bising usus.



Mulai dengan nutrisi cairan perlahan

Identifikasi bau yang ditimbulkan oleh makanan dan sementara batasi diet secara bertahap,
Konsul dengan shli


Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah sisa ,bila masukan oral dimulai..



Berikan makanan enteral/parenteral jika diindikasikan.
Mengidentifikasi kebutuhan
Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk mencerna kembali.
Menurunkan insiden kram abdomen dan mual.
Sensitivitas thd. Makanan tertentu tidak umum setelah bedah usus.
Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi klien.
Diet rendah sisa dpt.dipertahankan sampai 6-8 minggu pertama, untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan usus.
Untuk mengantisipasi kebutuhan tubuh dalam metabolisme.